Senin, 02 September 2013



Terima kasih Yaa Rabb....
Silih bergantinya pertemuan kemudian perpisahan saling bertukar waktu mengisi sela-sela kehidupan setiap insan, tak ada yang tau kapan waktu memperlihatkan kekuatannya, bahwa waktu selalu punya cara untuk memimpin siapapun manusia di dunia ini, ia memiliki kekuasaan yang tak sedikitpun dapat diganggu gugat. Lagi-lagi waktu, yang membuat kekuatan itu terkadang muncul dan terkadang menghilang, sayup-sayup dan terkadang usai. Maka inilah waktu ingin memperlihatkan betapa kita hidup dibawah kendalinya, waktulah yang membuat penyesalan itu hadir, waktu pula yang membuat kebahagian itu abadi. Terkadang kita terlalu egois dengan waktu, merasa hebat sehingga kita termasuk orang yang kehidupannya lalai, kemudian pada akhirnya waktulah yang akan kita salahkan. Haaah... dasar manusia...
Dalam dakwah ini aku melihat sesuatu itu memang datang pergi silih berganti, dan kinilah waktu yang akan memisahkan kita, walaupun estafet dakwah ini akan terus mengalir kepenjuru negeri seperti aliran air, oleh karena itu kuatlah engkau.
Bergeraklah, karena syurga didapatkan oleh orang yang mau bergerak, berjuang, dan mau berkorban. Adakalanya, kita harus mandiri dan menguatkan yang lainnya, betapa indahnya...
Amanah baru, muhasabah dan peningkatan diri harus berpacu. Aktualisasikan diri raih ridho Illahi....
Apapun yang terjadi, harus tetap kuat harus tetap istiqomah, harus tetap memukau... hahah. Seruan yang paling baik adalah seruan yang tepat sasaran, cerdik, cerdas dan mengena di hati mereka, jadikanlah aku sosok yang seperti itu Rabb, mujahidah yang tagguh, mujahidah yang membangun, mujahidah penggerak kema’rufan.
Sekali-kali jadilah seperti angin yang melambai dengan lembut akan tetapi merasuk ke seluruh pori pori kulit, tanpa tersadar orang tersebut merasakan kehadirannya yang menyejukkan, haha.. asyiikk..    
Maap jadi sedikit alay nih, berusaha serius tapi santai. Eh rumput-rumput yang bergoyang dong, buuuussshhh ketika dihembuus angin, melambai lambai sok lemah lembut, mengaguk angguk seakan penurut, tetapi aku lebih memilih menjadi angin saja yang menghembuskan rumput-rumput yang bergoyang tak tentu arah, mudah sekali digoyahkan.
Ada kata –kata bagus dari buku kambing jantan “kemustahilan adalah kata-kata yang tidak masuk akal” eits ada satu lagi haha.... katanya “kegagalan dari sebuah perjuangan yang paling hebat adalah kemenangan yang paling berarti”. Gimanaaa..??? oke kan..??
Kita mulai lagi fren, bingung sebenernya mau ngomong apaan. Tapi teringat betapa pentingnya kita menulis, batapa akan ada banyak orang yang terinspirasi dengan tulisan kita, akan jadi amal jariyah yang luar biasa ketika tulisan kita menjadi estafet amal jariyah yang luar biasa. Menjadi sebuah lilin yang menerangi, kebaikan yang membumi dan dirasakan banyak orang, alangkah bahagianya.
Kini aku akan menginjak fase baru, fase organisasi ditambah kesibukan kuliah serta amanah dakwah, semuanya akan kupeluk erat, aku ingin semua itu jadi bagian dari kehidupan ku yang indah. Pecahan mozaik yang menginspirasi. Ya Rabb, tapi di fase itu pula keistiqomahan aku benar-benar akan diuji, benarkah aku mampu...?? mampu memberikan yang terbaik untuk jurusanku, memberikan kinerja yang maksimal, berkontribusi sebanyak-banyaknya, menebarkan banyak kebermanfaatan, memberi pengaruh positif. Ya Rabb, jangan biarkan aku merasa sendiri, jangan biarkan aku untuk menyerah pasrah, yakinkan aku bahwa aku pasti mampu melaluinya dengan meraih keridhoan tertinggiMu wahai Rabb yang jiwaku ada digenggamanNya. Berkahilah jalan kami yang terkadang terjal yang terkadang menyesakkan dada, yang tekadang membuat kami beruraian air mata, jadikan kami sesosok legenda perubahan,amin.
Setiap tahapan pasti butuh banyak perjuangan, kaki kami akan terus menapakinya, kami janji. Kemenangan dakwah akan ada di tangan para mujahid-mujahidahMu. Nuansa keislaman akan kental, mentoring akan menjadi sebuah kebiasaan, kajian adalah sesuatu yang dirindukan, hijab akan jadi sebuah keharusan, kader dakwah yang melimpah ruah, tasqif akan penuh sesak oleh mahasiswa, oleh karena itu mampukan kami ya Rabb, jadikan kami batu bata penggerak semua impian kami itu, kokohkanlah kami dalam meyeru di jalan Mu.  
Percayalah, tetesan demi tetesan peluh ini, uraian air mata ini, akan jadi saksi. Saksi bahwa dakwah ini akan selalu mengalir dan menerjang kekuatan yang ingin menolaknya, mengabaikannya, bahkan menyepelekannya. Rabb, bimbing kami yang masih harus banyak belajar mengeja satu persatu keadaan yang perlahan menghampiri kami, jadikanlah surga Mu yang paling kami rindukan, amin.   
Sebenarnya kuncinya hanya harus istiqomah dalam berjuang menembus batas, meraih puncak gunung es saja butuh begitu banyak pengorbanan, apalagi gunung yang akan kami naiki adalah gunung terjal yang bernama dakwah, harus ada banyak yang akan dikorbankan, oleh karena itu bersiaplah, bersiaplah kawan. Surga telah menantimu, aroma yang semerbak telah hampir tercium, bersiaplah untuk menapakinya. Ucapkanlah BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, ALLAHU SHOMAD, ALLAHU AKBAR...!!!!
Menari di atas batas, batasan-batasan buatan manusia yang terkadang  membuat lupa dan membuat lalai.

Sabtu, 03 Agustus 2013



Terima kasih Rabb,
 Kau beri kesempatan untuk hamba Mu ini merasakan ukhuwah yang begitu indah dan terikat dalam jalinan yang aku sendiri masih berusaha memahami ikatan ini, yang simpulnya begitu membuatku terpaut dalam sebuah keterikatan cinta, yang membuatku nyaman didalamnya, yang membuatku selalu merindu dekapan itu. Apakah inilah ikatan ukhuwah itu ? yang membuat para sahabat nabi begitu mengagungkannya, inilah ikatan dimana tak ada ikatan yang lebih kuat yang dapat menggantikannya.
Inilah tapak pertama dakwah yang akan aku tempuh meski terasa sulit meski terkadang terasa cukup menyesakkan dada, meski terkadang aku harus tertegun,terpana dan tersentuh, jalan yang kini aku jalani akan terasa lebih bermakna ketika aku dapat meresapinya sebagai sesuatu hal yang aku cari yaitu keikhlasan. Keikhlasan ketika aku bisa berbagi cinta dengan orang-orang sekeliling ku, ketika aku dapat ikhlas menjadi bagian dari mereka. Ah cinta.... apalah cinta menurut mereka itu sejalan dengan makna cinta yang ingin kubagi. Entahlah aku pun tak tau, namun terkadang air mata ini ingin tumpah karena semua ini terasa adalah beban, beban ? akankah ini disebut sebuah beban ketika inilah jalan dakwah yang Allah pilihkan.
Menjadi orang yang baik ternyata tidak cukup, bagaimana bisa dibilang cukup ketika kebaikan itu tak menuai arti dan dirasakan orang disekitar kita, hanya sholih sendiri, puaskah kita dengan title seperti itu ‘orang baik yang tak menuai kebermanfaatan untuk orang disekitarnya’. Akankah dunia ini hanya milik mereka seorang ?. lalu apa yang bisa dikatakan dengan sebuah dakwah, jika tak menyeru, jika hanya bersembunyi, jika hanya pura-pura tidak tau, justru predikat sebagai orang yang patut dikasihani adalah kita, karena makna itu belum sampai di celah hatinya yang paling dalam, menyedihkan bukan ?.
Lalu ? memang jalan ini tak semudah menengadahkan tangan, menganggukkan kepala, tapi lebih dari itu dakwah itu kesegalanya butuh pengorbanan. Menangis saja tidak akan cukup untuk mengobati derita hati yang sedang sakit.  Maka ketika itulah hadirkanlah makna cinta terindah yang akan kau bagi dengan mereka dengan penuh kesungguhan makna.
Berbahagialah karena kau tak pernah sendiri, karena kesabaran, keikhlasan, rasa cinta, kesungguhan, keteladanan selau ingin menemanimu disetiap langkah yang kau tapakkan saat merangkul mereka, memegang erat tangan mereka agar genggaman ini adalah bukti ikatan itu telah mulai menyambung. Berjalan beriringan akan semakin membuatku yakin kisah kita akan kita torehkan bersama.